Thursday, August 30, 2007

Flu Burung, Flu Berujung Maut

Pada tahun 2004, Flu burung (Avian influenza) diketahui pertama kalinya di Tangerang, Indonesia. Awal tahun 2007, penyakit ini kembali menimbulkan korban jiwa di Indonesia. Kejadian itu lantas ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) sehingga membutuhkan penanganan serius dari pemerintah. Dari statistik Departemen Kesehatan, dinyatakan bahwa dari 79 pasien pengidap Flu Burung di Indonesia, 61 orang tidak bias terselamatkan nyawanya. Artinya, angka kematiannya mencapai hampir 80%.

Mengenai Avian Influenza (AI)
Flu burung
yang ditemukan pertama kali pada tahun 1878 merupakan penyakit influenza pada ungas terutama pada ayam, kalkun, dan burung yang dapat menular pada manusia. Terdapat beberapa tipe virus influenza, yaitu tipe A, tipe B, tipe C. Penyakit flu burung disebabkan oleh virus Avian influenza yang termasuk dalam golongan virus influenza tipe A dengan strain H5N1 yang tidak hanya menyerang unggas, tetapi juga menyerang manusia dan hewan lain. Karena sifatnya menyebabkan penyakit yang berbahaya, virus H5N1 digolongkan dalam golongan Highly Pathogenic (HPAI)
Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22ºC dan lebih dari 30 hari pada suhu 0 ºC. jika berada di kotoran unggas, virus ini dapat bertahan hidup lebih lama lagi, 32 hari. Oleh karena itu, kita harus lebih waspada dengannya disaat musim penghujan karena suhu udara cenderung dingin dan lembab.

Waspadai Penularannya
Penuaran virus avian influenza dapat terjadi antara sesame unggas, unggas dengan binatang lain, dan unggas dengan manusia. Sampai saat ini adanya penularan antara sesama manusia msih menjadi bahan perdebatan. Namun, untuk menghindari kemungkinan tersebut, hendaklah kita tetap waspada saat bertemu dengan penderita flu burung.

Proses penularan penyakit ini terjadi dengan cara kontak langsung dengan unggas yang sakit, terutama kontak dengan kotoran unggas atau carian yang keluar dari tbuh unggas yang sakit. Penularan juga dapat terjadi melalui udara yang tercemar debu yang mengandung virus influenza tersebut.

Sejak masuk kedalam tubuh manusia sampai timbulnya gejala (masa inkubasi), virus ini hanya membutuhkan waktu beberapa jam hingga 3 atau 7 hari. Masa infeksius atau periode waktu dimana virus itu mudah menular adalah 1 hari sebelum timbulnya gejala sampai 5 hari sesudah mulai timbulnya gejala. Kematian biasanya terjadi pada hari ke-6 sampai ke-7 sejak mulai timbulnya gejala karena gagal pernafasanyang terjadi akibat adanya radang paru-paru (pneumoria).

Waspadai gejalanya
Flu burung banyak memakan korban jiwa karena gejala yang timbul hampir sama dengan gejala influenza pada umumnya. Namun, ada beberapa gejala khas penyakit flu burung pada manusia yang dapat dijadikan tanda, yaitu:
Demam tinggi sampai diatas 38 ºC
Gangguan pada saluran pernafasan bagian atas, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan sesak nafas
Sakit kepala, tidak nafsu makan, mual, muntah, diare dan keluhan lemah.
Kondisi tidak membaik hingga sekitar tujuh hari.
Kontak langsung dengan unggas dalam satu minggu terakhir.

Biasanya, dokter belum bisa menyimpulkan seseorang terimfeksi virus flu burung hanya dari keluhan pasien dan factor resiko yang ada. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya, yaitu dengan rontegen. Jika penyakit ini telah berlanjut, biasanya akan tampak gambar infeksi paru-paru melalui foto rontegen dan perubahan fungsi hati dan ginjal yang tampak pada hasil pemeriksaan laboratoium.

Perlunya perawatan sejak dini
Dari kasus yan meninggal akibat flu burung, sebagian besarmengalami proses gagal nafas. Jadi, walaupun pasien masih dalam tahap suspect flu burung, dia sudah harus memperoleh perawatan berupa pernafasan buatan dan tambahan nutrisi tubuh yang diperoleh melalui infus untuk mencegah akibat fatal.

Setelah seseorang dipastikan positif mengidap flu burung, pengobatan yang diberikan meliputi:
Pengobatan untuk menghilangkan gejala yang muncul (simptomatik)misalnya jika pasien demam maka diberikan penurun panas, bila batuk diberikan obat pereda batuk dan pengencer dahak, dan lain sebagainya.
Obat antivirus juga bias diberkan. Anti virus yang dapat digunakan antara lain adalah jenis Tamiflu dan Zanamivir. Masing-masing anti virus tersebut memiliki efek samping sehinga harus sesuai dengan anjuran dokter.
Pemberian makanan yang mengandung kalori dan protein yang tinggi serta cairan yang cukup untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh.
Pemberian vitamin C dan mineral untuk meningkatkan daya tahan.

Pentingnya Pencegahan
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Seperti halnya pencegahan penyakit lain, pencegahan flu burung tidak luput dari upaya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan kebersihan pribadi. Dari situs resmi organisasi kesehatan dunia (WHO), tindakan-tindakan sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksi flu burung adalah:
Menghindari berkunjung ke peternakan, pasar hewan atau kebun binatang, yang hewan-hewannya terserang flu burung.
Rajin mencuci tangan dengan sabun setiap hendak makan atau sehabis melakukan kegiatan diluar rumah.
Gunakan masker jika mengunjungi lingkungan peternakan dan ketika membersihkan kandang unggas.
Memasak daging unggas yang segar pada suhu lebih dari 80ºC selama minimal 2 menit dan memasak telur pada suhu lebuh dari 65 ºC selama minimal 5 menit.
Bagi anda yang hobi memelhara unggas, jauhkan kandang unggas dari lingkungan pemukiman. Jagalah kebersihan kandang secara teratur.
Lakukan vaksinasi terhadap unggas peliharaan

Pada umumnya segala macam penyakit, termasuk flu burung, mudah masuk ke tubuh kita karena menurunnya daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, usahakan agar tubuh selalu bugar dan sehat dengan mengkonsumsi makanan dan suplemen yang memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, serta berolahraga dengan teratur.

Suplemen High-Desert mampu menjaga daya tahan tubuh terhadap serangan virus, sekaligus mempercepat proses penyembuhan, termasuk untuk kasus penyakit flu burung. Bee Propolis, Royal Jelly, dan Pollenergy 520 adalah produk-produk High-Desert yang dapat menambah daya tahan tubuh. Menurut penelitian medis, kandungan bioflavonoid dalam bee Propolis terbukti dapat menghambat aktivitas virus influenza tipe A dan penyakit menular lainnya. Khasiat Royal Jelly dan Pollenergy juga telah terbukti dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

No comments: